Halaman

Senin, 29 September 2008

Proyektor Sudah Semakin Digandrungi Menggantikan OHP Untuk Kegiatan Belajar Mengajar

Dewasa ini, proyektor sudah menjadi kebutuhan dalam kegiatan belajar mengajar. Guru tak lagi haru menjelaskan secara manual di depan kelas. Namun tinggal materi pelajaran dari komputer melalui proyektor. Hanya sesekali saja guru menggunakan papan tulis. Cara ini lebih praktis. Proyektor juga bermanfaat bagi siswa untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok misalnya. Ini tak jauh berbeda dengan OHP. Akan tetapi dengan Proyektor, hasil presentasi akan lebih rapi, indah dan menarik karena dikerjakan dengan menggunakan komputer, bukan lagi tulisan tangan. Dengan bahan presentasi yang indah, akan menarik perhatian seluruh siswa untuk lebih memperhatikan apa yang dipresentasikan oleh temannya ataupun guru. Dan diharapkan semakin memudahkan siswa dalam memahami pelajaran.

Baca Selengkapnya....^^

Pemanfaatan IT (Information Technology) Untuk Pendidikan di Sekolah

Di zaman serba modern ini tak lepas dari IT. Kemajuan IPTek semakin mendukung kehidupan, termasuk dalam dunia pendidikan di sekolah. Dengan pemanfaatan IT di sekolah akan semakin mendukung proses belajar mengajar. Pelajar maupun pengajar akan semakin mudah dalam menyalurkan dan menerima ilmu pengetahuan. Semua akan menjadi praktis, efektif dan efisien.
Di era globalisasi ini orang dituntut untuk selalu mengikuti arus kehidupan yang semakin maju. Jadi jangan sampai gaptek (gagap tekonologi). Dari situ kita dapat memanfaatkan IT untuk memudahkan kehidupan. Dalam dunia pendidikan tentu saja sangat bermanfaat. Sebagai contoh, speaker yang dipasang di setiap ruangan yang ada di sekolah. Hal ini sangat bermanfaat bagi sekolah yang memiliki ruangan banyak dan lahan sekolah yang luas, jika ada pengumuman penting dari sekolah, tak perlu mendatangi ruangan satu persatu, namun bisa melalui speaker yang telah dipasang.

Baca Selengkapnya....^^

KIS (Karya Ilmiah Siswa) di SMKN 2 Yogyakarta Belum Sepenuhnya Aktif

Seperti sekolah-sekolah lain pada umumnya, di SMKN 2 Yogyakarta juga terdapat kegiatan ekstrakurikuler KIS (Karya Ilmiah Siswa) atau biasa kita sebut KIR (Karya Ilmiah Remaja). Namun, sayangnya kegiatan KIR di SMKN 2 Yogyakarta ini belum sepenuhnya aktif. Hal ini disebabkan beberapa faktor, anatara lain karena sedikitnya peminat dan basecamp KIR telah tergusur oleh kegiatan yang lain. Ditambah lagi dengan kurang adanya guru pembimbing yang selalu standby untuk kegiatan KIR, dikarenakan guru pembimbing masih guru mata pelajaran di sekolah, sehingga seringkali tidak mempunyai yang cukup luang untuk melakukan penelitian-penelitian ilmiah.

Siswa-siswa peminat KIR juga mengikuti kegiatan-kegiatan yang lain. Kurang aktifnya KIR membuat siswa sedikit melupakan KIR karena sibuk dengan kegiatan lain yang ia tekuni dan yang tak dapat dipungkiri kegiatan lain tersebut lebih optimal bekerja. Kebanyakan siswa mengikuti lebih dari 1 kegiatan untuk menambah pengalaman, sehingga menyebabkan perhatiannya kurang tertuju fokus untuk 1 kegiatan karena jadwalnya terbagi untuk banyak kegiatan.
Kapankah KIR SMKN 2 Yogyakarta bergerak aktif? Kita sendirilah yang tahu jawabnya. Ayo kita aktifkan KIR di sekolah kita. Kegiatan KIR sebenarnya sangat diibutuhkan dan bermanfaat. Kegiatan KIR dapat membantu siswa untuk bekerja ilmiah dengan melakukan penelitian-penelitian lapangan, berhadapan langsung dengan objek penelitian. Selain ilmu yang didapatkan ketika di kelas, sangat penting juga ilmu dari hasil penelitian-penelitian lapangan. Jadi, kita semua bisa lebih maju dan aktif. Ayo kita majukan Indonesia dari hal yang sekecil apapun. Semua hal bisa menjadi baik dan maju dimulai dari hal-hal yang kecil

Baca Selengkapnya....^^

Kulitinta Salah Satu Kegiatan Ekstrakurikuler yang Diminati

Di antara sekian banyaknya kegiatan ekstrakurikuler di SMKN 2 Yogyakarta, Kulitinta termasuk salah satu kegiatan yang banyak peminatnya. Bagaimana tidak??? Kulitinta yang baru 1 tahun berjalan (tepatnya berdiri tanggal 24 September 2007) merupakan ajang bergengsi yang bisa digunakan juga sebagai ajang menambah ilmu secara meluas dan global.
Mengapa???

Karena kulitinta mengemban beban amanah dari sekolah untuk menangani langsung website sekolah yang dimana seluruh dunia akan tahu tentang sekolah dari website tersebut. Jadi, kulitinta harus bekerja ekstra hati-hati dan cermat untuk menjaga nama baik sekolah dan mengembangkan harumnya nama sekolah. Kulitinta harus selalu meng-update berita tentang sekolah di website. Kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah senantiasa diliput dan di-upload ke website. Selain itu, diadakan juga pelatihan-pelatihan animasi, desain grafis, dan lain-lain untuk anggota kulitinta.
Namun untuk dapat bergabung dalam kegiatan itu ternyata tidaklah semudah yang dibayangkan. Untuk periode tahun ini (2008/2009) saja, jumlah pendaftar mencapai 100 orang lebih. Padahal hanya dibutuhkan 21 orang saja dalam kegiatan tersebut. Sehingga, setiap pendaftar harus bersaing dalam seleksi penerimaan anggota kulinta tersebut.
Meninjau hal tersebut, sangat bertolak belakang pada saat awal-awal kulitinta dibentuk. Pada awalnya kulitinta sangat sepi peminat. Berkat kegigihan usaha dari seorang siswa bernama Dwigus Intani (yang akrab disapa Mbak Intan, sekarang duduk di kelas 3TKJ) untuk meramaikan dan memajukan kulitinta, semakin lama kulitinta semakin ramai peminat hingga kini.

Baca Selengkapnya....^^

Kegiatan Ekstrakurikuler Pengembang Bakat dan Kreativitas Siswa

Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan non akademis yang dilakukan di luar jam efektif sekolah. Kegiatan semacam ini diadakan di sekolah-sekolah untuk melatih dan mengembangkan bakat siswa (life skill). Kegiatan ini bisa dalam berbagai bidang, antara lain dalam bidang olahraga in-door maupun out-door; kesenian; permainan asah otak seperti catur; kegiatan kedisiplinan seperti Tonti; keorganisasian seperti OSIS, Rohis, Rokris, Rokat; bahkan kegiatan ilmiah. Ilmu yang didapat tidak hanya semata-mata dari kegiatan di kelas saja namun dari kegiatan ekstrakurikuler juga.

Prestasi siswa tak hanya dinilai dari prestasi akademis saja namun juga prestasi non-akademis. Siswa dapat megembangkan potensi, minat, dan bakat yang ada dalam dirinya dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Tak menutup kemungkinan bahwa si anak pintar dalam cabang olahraga tertentu, meskipun dalam bidang akademis dia tidak terlalu pintar. Toh, setiap orang memiliki keahlian masing-masing. Prestasi seseorang dapat digali dimana saja.
Namun diperlukan pembagian waktu yang baik oleh siswa agar dapat menyeimbangkan perhatiannya kepada pelajaran dan kegiatannya. Jangan sampai melalaikan pelajaran di sekolah karena ilmu tetaplah sangat penting. Jangan sampai lalai mengerjan tugas yang diberikan oleh bapak/ibu guru karena keasyikan dengan kegiatan ekskul-nya. Tugas seorang pelajar tetaplah belajar. Kegiatan ekstarkurikuler adalah sebagai penunjang dan pembentuk siswa yang aktif, kreatif, disiplin, dan lain-lain.
Dan di SMKN 2 Yogyakarta tempat di mana saya menimba ilmu, terdapat banyak macam kegiatan ekstrakurikuler, antara lain: Pramuka, Tonti (dengan nama organisasi WSP -Wira Stemsa Pradana- Stemsa), Osis, MPK, Kulitinta, Rohis, Rokat, Rokris, Ambalan, TMC, Karate (KKI), KIR, Bahasa Inggris, Bahasa Jepang, Paduan Suara, Teater, Basket, Voli, Sepakbola/Futsal, dan masih banyak lagi yang lain.

Baca Selengkapnya....^^